Uji Hipotesis Data Berpasangan
Untuk menguji hipotesis data berpasangan dapat
menggunakan uji-T data berpasangan atau paired sample T-test. Uji T ini
digunakan untuk membandingkan selisih dua rata-rata dari dua sampel yang
berpasangan dengan asumsi data berdistribusi normal.
Uji t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian
hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas yang dicirikan dengan adanya
hubungan nilai pada setiap sampel yang sama (berpasangan).
Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang
berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai
2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama,
peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan
pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa
kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek
penelitian. Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu,
perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua,
barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat.
Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan
kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.
Contoh kasus lain misalnya program diet dimana
pengukuran berat badan ditimbang sebelum dan setelah diet. Contoh lain yang
bisa dianggap berpasangan meski terdapat 2 objek penelitian, misalnya perbedaan
antara tinggi ayah dan anaknya.
Penggunaan uji t data berpasangan tergantung dari
bagaimana atau apa yang sedang dipersoalkan.
1)
Hipotesis
Hipotesis terdiri
dari dua bentuk, yaitu hipotesis untuk uji dua arah dan hipotesis untuk uji
satu arah
i.
Hipotesis
untuk uji dua arah
ii.
Hipotesis
untuk uji satu arah
atau
H0 adalah
hipotesis null (hipotesis awal), H1 adalah hipotesis tandingan atau
alternatif, μ adalah
rata-rata populasi yang akan diuji dan μ₀ adalah rata-rata yang
ditentukan terlebih dahulu nilainya.
Misalnya seorang kepala
cabang sebuah bank menyatakan bahwa rata –rata lamanya nasabah yang antri di
teller bank tersebut tidak lebih dari 5 menit. Dengan demikian hipotesis yang
di gunakan untuk menguji kebenaran pernyataan tersebut adalah
2) Tingkat kepercayaan atau tingkat signifikasi
Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam
pengujian statistik adalah 95% atau (1 – α) = 0,95. Tingkat kepercayaan bisa
dikurangi sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, misalnya 90%. Selain
itu juga bisa diperbesar jika menginginkan tingkat ketelitian yang lebih
tinggi, misalnya menjadi 99%.
Jika disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95% atau (1 – α) = 0,95. Maka signifikasinya adalah 5% (α =
0,05).
3) Statistik uji
Statistik uji yang
digunakan dalam uji hipotesis data berpasangan adalah:
4) Titik kritis
Titik kritis adalah
titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai dasar untuk
menolak atau tidak menolak H0
i. Titik kritis untuk uji dua arah
-Tα/2,v dan Tα/2,v
ii. Titik kritis untuk uji satu arah
-Tα/2,v untuk
H1 : μd < d₀
Tα/2,v untuk
H1 : μd > d₀
Dimana v = n – 1 adalah derajat
kebebasan (degree of freedom).
Tabel T
distribusi t-student, tabel t biasanya digunakan ketika varian populasi σ2
tidak diketahui dan ukuran sampel kurang dari 30. Pada proses perhitungan nilai
rata-rata dan varian diperkirakan dari sampel. Penentuan nilai pada tabel t
menggunakan tingkat signifikansi (α) dan derajat bebas (v).
Pada kondisi
ukuran sampel lebih besar 30, distribusi t-student akan mendekati distribusi
normal. Oleh karena itu, jika kita tidak mempunyai tabel t yang menyediakan
derajat bebas lebih besar dari 30, maka tabel z distribusi normal bisa
digunakan,
Di bawah ini
disediakan tabel untuk derajat bebas (v) 1 sapai dengan 30 dengan tingkat
signifikansi (α) 0.005, 0.01, 0.025, 0.05 dan 0.1.
5) Keputusan
i.
Keputusan
untuk uji dua arah
tolak H0 apabila
t < -Tα/2,v atau t > Tα/2,v
ii.
Keputusan
untuk uji satu arah adalah
Untuk H1 : μd < d₀ tolah H0
apabila t < -Tα/2,v
Untuk H1 : μd > d₀ tolak H0
apabila t > Tα/2,v
Contoh Soal:
1. keefektifan dari suatu
bimbingan belajar dalam menghadapi suatu tes dinilai berdasarkan perbandingan
antara nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah melaksanakan kursus.
Nilai tersebut diperoleh dari 10 siswa yang mengikuti bimbel tes persiapan masuk.
a. apakah terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa
bimbel efektif dalam meningkatkan skor (nilai ujian)? Uji taraf nyata 0.05
b. tentukan selang kepercayaan 95 % untuk perbedaan
rata-rata antara sebelum dan setelah mengikuti bimbel. Tuliskan pernyataan
tersebut dan interpretasi hasilnya!
Penyelesaian:
Student
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
Sebelum
|
700
|
840
|
830
|
860
|
840
|
690
|
830
|
1180
|
930
|
1070
|
Sesudah
|
720
|
840
|
820
|
900
|
870
|
700
|
800
|
1200
|
950
|
1080
|
d
|
-20
|
0
|
10
|
-40
|
-30
|
-10
|
30
|
-20
|
-20
|
-10
|
Rata-rata
|
-11
|
|||||||||
Sd
|
20.24846
|
Statistik
|
|
n
|
10
|
đ
|
-11
|
Sd
|
20.24846
|
1. Langkah
ke-1 : Klain : dugaan bahwa setelah mengikuti program bimbel dapat meningkatkan
nilai hasil ujian dapat dilabangkan dengan :μd < 0 ,
jika dugaan salah, maka μ₁ ≥ 0 (kenapa klaim tidak disimbolkan μd < 0? ?
Apabilai nilai setelah bimbel lebih besar, maka selisihnya (d) pasti negatif,
sehingga disimbolkan dengan μd < 0.
2. Langkah ke-2 : dari kedua persamaan di atas, μ₁ ≥ 0 mengandung unsur
persamaan (equality), sehingga menjadi hipotesis nol dan hipotesis tandingan (H1)
μd < 0.
Ho : μd = 0
H₁ : μd < 0
3. Taraf Nyata : α = 0.05
4. Menentukan uji statistik : sampel diambil secara acak
dari objek yang berpasangan sehingga uji statistik yang relevan adalah uji-t
berpasangan
5. Hitung nilai tobs :
b. tentukan tcrit dengan df = 9 dan α = 0.05 dari tabel t-student diperoleh nilai tcrit
untuk uji satu arah = -1.833 (tanda minus karena uji pihak kiri)
karena |tobs|<|tcrit|=|-1.718|<|-1.833|,
maka H0 diterima!
Dari hasil uji –t diperoleh kesimpulan bahwa pada
taraf nyata 5% tidak terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa persiapan tes
dengan mengikuti kursus (bimbel) akan efektif dalam meningkatkan nilai ujian.
b. Selang kepercayaan 95% untuk perbedaan rata-rata :
tentukan nilai margin errornya (E)
selang kepercayaan dihitung berdaarkan formula
berikut:
Artinya
95% kita percaya bahwa nilai rata-rata perbedaan dari populasiyang terletak
pada selang antara 25.48 sampai 3.48
2. Sebuah penelitian memiliki tujuan ingin mengetahui
apakah terdapat perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Karena itu peneliti mengambil sampel
acak terhadap 10 orang perawat. Berikut adalah waktu yang dibutuhkan seorang
perawat saat memasang sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, data berikut
dihitung dalam menit.
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 6 8 7 10 9 7 6 7 9 8
Sesudah 5 6 7 8 8 7 5 7 9 7
Penyelesaian :
Ho: µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2
• Titik
kritis uji - nilai t tabel pada α = 0,05 dan df = 9
• Selisih
Waktu sebelum dan sesudah
Sebelum 6 8 7 10 9 7 6 7 9 8
Sesudah 5 6 7 8 8 7 5 7 9 7
Selisih 1 2 0 2 1 0 1 0 0 1
d = 8/10
d = 0,8
Sd = (√10(106) - 64) / 10 (10 -1)
Sd = 3,33
t-hitung = d / (s/√n)
t-hitung = 0,8 / (3,33/√10) t-hitung = 0,76
• Nilai t-hitung
= 0,76 < 2,26 (t-tabel) Ho diterima
• Kesimpulan:
Tidak ada perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat
untuk memasang infuse sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti
pelatihan.
Uji-t data berpasangan tidak hanya dapat dilakukan
dengan metode manula. Untuk lebih memudahkan terdapat aplikasi yang dapat
membantu dalam melakukan uji-t data berpsangan yaitu spss.
Berikut adalah contohnya:
Uji-t berpasangan satu sisi untuk sisi bawah
Contoh:
Berikut adalah lama waktu untuk membuka desain
pegangan pintu putar kanan dan putar kiri (dalam detik)
Subyek
|
Lama waktu untuk membuka
desain pegangan pintu putar kanan
|
Lama waktu untuk membuka
desain pegangan pintu putar kiri
|
1
|
113
|
137
|
2
|
105
|
105
|
3
|
130
|
133
|
4
|
101
|
108
|
5
|
138
|
115
|
6
|
118
|
170
|
7
|
87
|
103
|
8
|
116
|
145
|
9
|
75
|
78
|
10
|
96
|
107
|
11
|
122
|
84
|
12
|
103
|
148
|
13
|
116
|
147
|
14
|
107
|
87
|
15
|
118
|
166
|
16
|
103
|
146
|
17
|
111
|
123
|
18
|
104
|
135
|
19
|
111
|
112
|
20
|
89
|
93
|
21
|
78
|
76
|
22
|
100
|
116
|
23
|
89
|
78
|
24
|
85
|
101
|
25
|
88
|
123
|
Apakah waktu untuk membuka pintu dengan desain
pegangan pintu putar kanan untuk orang yang tidak kidal akan lebih cepat
dibandinkan waktu untuk membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar kiri?
(gunakan α = 0,05)
Hipotesis :
atau
Prosedur
SPSS Paired-Samples T Test:
1.
Definisikan terlebih dahulu variabel didalam variabel view. Buat 2 variabel,
yaitu variabel kanan dan kiri.
Pada
data view, input data waktu untuk putar kanan dan putar kiri
2.
Klik Analyze, compare means, paired-sample t test.
3.
kemudian masukkan variabel kiri dan kanan ke dalam kotak paired variabel.
Pastikan confidence interval adalah 95%, kemudian klik continue dan Ok.
4. maka akan didapat hasil berikut
Selisih rataan waktu antara pintuputar kanan dan pintu
putar kiri adalah -13,320. Nilai p-value untuk uji dua sisi (2 tailed) =0.008.
karena kita, melakukan uji hipotesis satu sisi (one tail), maka p-value dibagi
dua menjadi 0.0004. nilai p-value ini lebih kecil dari α = 0,05. Sehingga bukti kuat menolak Ho: µ1 ≥ µ2 atau
Ho: µ1 ≥ 0, dan menerima Ho: µ1 < µ2 atau H1: µ1 ≤
µ2. Dapat disimpulkan bahwa waktu untuk membuka pintu dengan desain pintu
dengan desain pintu putar kanan akan lebih cepat dibandingkan dengan desain
pegangan pintu putar kiri.
Pertanyaan serta pembahasan
1. apa yang menjadi inti dari sebuah uji hiipotesis data
berpasangan?
Jawab :
Uji hipotesis data berpasangan dapat dilakukan jika
terdapat dua data yang diperlakukan berbeda dan kedua data ini berdistribusi
normal
2. apakah hanya aplikasi spss yang dapat digunakan untuk
menguji hipotesis data berpasangan?
Jawab :
Tidak. Kita juga dapat
menggunakan aplikasi microsoft excel
3. jika ada yang dikatakan sebagai data berpasangan, maka
tentu akan ada yang dimaksud dengan data tidak berpasangan. Apa yang menjdi
pembeda diantara keduanya?
Jawab :
Statistik t-dikembangkan pada tahun 1908 oleh ahli
kimia William Sealy Gosset di Irlandia. Ia menggunakannya untuk memantau
kualitas bir hitam yang disebut gagak saat ia bekerja di Guinness Brewery. Ia
mempublikasikannya di Biometrika dengan menggunakan nama pena "Student.
"
Ada beberapa jenis tes-t, yang
paling umum digunakan adalah:
a. Satu lokasi uji sampel dimana rata-rata populasi
memiliki nilai dalam hipotesis nol.
b. Uji kemiringan garis regresi sangat berbeda dari 0.
c. Dua uji lokasi sampel untuk perbedaan mean yang dapat
dipasangkan atau tidak berpasangan.
Dalam tes berpasangan, data dikumpulkan dari subjek
yang diukur pada dua titik yang berbeda dimana masing-masing subjek memiliki
dua pengukuran yang dilakukan sebelum dan sesudah perawatan. Subjek harus
dipasangkan atau dicocokkan sebelum mengumpulkan data. Ini juga dikenal sebagai
contoh uji t yang berulang. Contohnya adalah bila membandingkan penurunan berat
badan sekelompok orang yang diberi diet khusus. Orang-orang ini diuji sebelum
mereka memulai diet baru dan diuji lagi setelah menjalani diet baru selama
beberapa minggu. Hasil kedua tes yang diberikan pada kelompok orang yang sama
menentukan berapa berat badan yang hilang saat menjalani diet khusus.
Tes yang tidak berpasangan, di sisi lain, adalah
ketika data dikumpulkan dari dua subjek dan pasien yang berbeda dan independen.
Ukuran antara dua sampel mungkin sama atau tidak, dan mengasumsikan bahwa data
yang dikumpulkan berasal dari distribusi normal dan standar deviasi sama untuk
kedua sampel.
Contohnya adalah tes yang diterapkan pada dua kelompok
pasien atau subjek, mereka yang memiliki kanker dan yang tidak. Tes seperti ini
juga disebut tes t Student dimana varians antara dua populasi subjek sama.
Uji berpasangan, oleh karena itu, adalah pengujian
hipotesis nol bahwa alat dari dua kelompok subyek yang terdistribusi normal
sama dengan tes yang tidak berpasangan adalah uji hipotesis nol bahwa dua
tanggapan yang diukur sama. unit memiliki perbedaan dengan nilai rata-rata nol.
Kedua tes mengasumsikan bahwa semua data yang telah
dianalisis terdistribusi normal. Tes t berpasangan lebih komprehensif dan
menarik daripada tes t berpasangan karena dilakukan dengan subjek yang memiliki
karakteristik serupa.
Ringkasan:
a. Uji berpasangan adalah uji hipotesis nol bahwa mean
dari dua subjek sama sedangkan uji tidak berpasangan adalah uji hipotesis nol
bahwa perbedaan antara subyek memiliki nilai mean nol.
b. Tes berpasangan juga dikenal sebagai tes t sampel
berulang-ulang, sementara tes yang tidak berpasangan juga dikenal sebagai tes t
Student.
c. Uji berpasangan dilakukan pada subyek yang serupa atau
dipasangkan sebelum data
dikumpulkan dan dua tes dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan
sedangkan tes tidak berpasangan dilakukan pada dua subjek independen.
4. Bagaimana kriteria
dalam pengujian uji-t data perpasangan?
Jawab
:
Kriteria
data untuk uji t sampel berpasangan :
• Data untuk tiap pasang yang diuji dalam
skala interval atau rasio.
• Data berdistribusi normal.
• Nilai variannya dapat sama ataupun tidak
5. mengapa untuk menguji
hipotesis menggunakan uji-t?
Jawab
:
Uji-t
(t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah
praktis statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik.
Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji-t digunakan ketika
informasi mengenai nilai variance(ragam) populasi tidak diketahui
Daftar Pustaka
Unknown. 2017. Uji
t-Uji Hipotesis Rata-rata Data Berpasangan. https://www.rumusstatistik.com/2017/01/uji-t-uji-hipotesis-rata-rata-data-berpasangan.html. (diakses tanggal 2
Mei 2020)
Setiawan, Ade. 2019.
Uji t Berpasangan. https://www.smartstat.info/materi/statistika/uji-t-student/uji-t-berpasangan.html. (diakses tanggal 2
Mei 2020)
Unknown. Uji T
Berpasangan. https://www.academia.edu/36553450/UJI_T_BERPASANGAN_PAIRED_T-TEST. (diakses tanggal 2
Mei 2020)
Unknown. Perbedaan
antara tes berpasangan dan tidak berpasangan. https://id.esdifferent.com/difference-between-paired-and-unpaired-test. (diakses tanggal 2 Mei 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar